Langsung ke konten utama

Mencintaimu Hari Ini


Dari masa lalu aku belajar, bahwa mencintai dengan amat sangat, maka sakitnya pun akan terlalu. Lalu aku memilih berhenti, berhenti mencari ataupun berusaha menemukan. Aku diam di tempat, tak banyak berharap pada mereka yang datang, sungguh aku lelah. Lelah dengan semua angan semu, lengah dengan derap langkah yang tanpa tujuan. Aku tak menanti siapapun, aku tak menunggu ada yang datang. Aku hanya ingin berjalan sendiri, aku tak percaya kamu, dia, mereka atau semua yang mengalamatkan semua perasaannya padaku, bagiku semua sama. Sama-sama berakhir pahit di ujung jalan, seperti yang sudah-sudah. Cinta hanya bual.

Lalu tibalah aku pada hari itu. Pertemuan denganmu, yang membawaku tersesat, terjebak, terperosok jauh pada sebuah rasa yang tidak terdefinisikan lagi bagiku. Aku terjatuh (lagi), susah payah aku berusaha menahan semua rasa. Tidak, aku tidak ingin lagi, aku benci perasaan mencinta. Aku membencimu, yang sudah seenaknya merusak semua pertahanan, yang sudah seenaknya masuk dalam kisahku, yang sudah berani mengusik hatiku. Tidak, aku tidak ingin kamu. 

Tapi, kamu tak lelah-lelah, kamu selalu saja datang. Menawarkan cerita masa depan yang mengagumkan. Kamu berhasil mengganti semua duka menjadi suka, aku terlena. Kamu hadir dengan cara di luar nalarku, kamu menemukan cara terbaik meluluhkanku, kamu membuatku merasa ada. Hanya saja, aku tahu, aku tak bisa terlalu padamu, aku tahu, tak ada kisah yang sempurna pada akhirnya. Aku menahan semua perasaanku padamu, ya, dengan susah payah. Karena pada akhirnya aku jatuh, jatuh sejatuh-jatuhnya aku padamu. 

Lalu, bagiamana aku mencintaimu hari ini?

Hari ini aku lupa pernah berjanji untuk tidak pernah lagi terjatuh.

Hari ini aku sudah terjatuh, bahkan jauh lebih dalam dari sebelumnya.
Hari ini aku sudah mencintaimu dengan terlalu. 

Dan hari ini satu hal ingin aku tanyakan padamu;

“Bagaimana kamu mencintaiku hari ini, sayang?”





Komentar

Posting Komentar

Mari berkomentar, mari berkawan! Ketahuilah, komentarmu sangat berarti. Terima kasih :))))

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k

Naskah Berita, Liputan Objek Wisata Situ Lengkong Panjalu

Sumber gambar: Google Objek wisata Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan objek wisata alam, budaya dan ziarah yang terdapat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situ Lengkong Panjalu merupakan sebuah danau dengan luas 57,95 hektar dan kedalaman air sekitar 4 sampai 6 meter. Dengan menumpuh jarak 32 km dari Kota Ciamis kita sudah bisa sampai di tempat wisata ini.  Untuk masuk ke tempat wisata ini kita cukup merogoh kocek sebesar Rp. 3000/orang. Di tengah danau Situ Lengkong terdapat pulau yang disebut dengan Nusa Gede yang menjadi tujuan ziarah wisatawan. Nusa Gede pada awalnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan kini di dalamnya terdapat makam Hariang Kencana yang merupakan anak dari Prabu Sanghyang Borosngora yang merupakan Raja Islam pertama di Kerjaan Panjalu. Masyarakat Panjalu sendiri menyebut Hariang Kencana sebagai Syekh Panjalu. Menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat sekitar bahwa air yang terdapat di danau Situ Panjalu merupakan tetesan ai

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna