Dari masa lalu aku belajar, bahwa mencintai
dengan amat sangat, maka sakitnya pun akan terlalu. Lalu aku memilih berhenti,
berhenti mencari ataupun berusaha menemukan. Aku diam di tempat, tak banyak
berharap pada mereka yang datang, sungguh aku lelah. Lelah dengan semua angan
semu, lengah dengan derap langkah yang tanpa tujuan. Aku tak menanti siapapun,
aku tak menunggu ada yang datang. Aku hanya ingin berjalan sendiri, aku tak
percaya kamu, dia, mereka atau semua yang mengalamatkan semua perasaannya
padaku, bagiku semua sama. Sama-sama berakhir pahit di ujung jalan, seperti
yang sudah-sudah. Cinta hanya bual.
Lalu tibalah aku pada hari itu. Pertemuan denganmu,
yang membawaku tersesat, terjebak, terperosok jauh pada sebuah rasa yang tidak
terdefinisikan lagi bagiku. Aku terjatuh (lagi), susah payah aku berusaha
menahan semua rasa. Tidak, aku tidak ingin lagi, aku benci perasaan mencinta.
Aku membencimu, yang sudah seenaknya merusak semua pertahanan, yang sudah
seenaknya masuk dalam kisahku, yang sudah berani mengusik hatiku. Tidak, aku
tidak ingin kamu.
Tapi, kamu tak lelah-lelah, kamu selalu saja
datang. Menawarkan cerita masa depan yang mengagumkan. Kamu berhasil mengganti
semua duka menjadi suka, aku terlena. Kamu hadir dengan cara di luar nalarku,
kamu menemukan cara terbaik meluluhkanku, kamu membuatku merasa ada. Hanya
saja, aku tahu, aku tak bisa terlalu padamu, aku tahu, tak ada kisah yang
sempurna pada akhirnya. Aku menahan semua perasaanku padamu, ya, dengan susah
payah. Karena pada akhirnya aku jatuh, jatuh sejatuh-jatuhnya aku padamu.
Lalu, bagiamana aku mencintaimu hari ini?
Hari ini aku lupa pernah berjanji untuk tidak
pernah lagi terjatuh.
Hari ini aku sudah terjatuh, bahkan jauh
lebih dalam dari sebelumnya.
Hari ini aku sudah mencintaimu dengan
terlalu.
Dan hari ini satu hal ingin aku tanyakan padamu;
“Bagaimana
kamu mencintaiku hari ini, sayang?”
Waraw, beda yah kalau dah ketemu mah haha
BalasHapusAtuh nya heeh hahahaha
HapusSHELA SANG PENYAIR
BalasHapus