Langsung ke konten utama

Nostalgia Putih-Merah

Source: Google.com
Rindu masa-masa berseragam putih-merah dijamanku! Kadang sedih jika melihat anak-anak SD jaman sekarang. Mungkin mereka tak pernah tahu bagaimana bahagianya aku dan teman-temanku ketika masih SD dulu. Ah, dulu kami bahkan belum mengenal barang canggih berupa telepon genggam seperti sekarang. Dalam pikiran kami, barang itu hanya orang dewasa yang boleh punya. Yeaah, dulu handphone mungkin memang tak sepenting sekarang, belum banyak orang yang punya tapi justru karena itu kami sebagai anak SD jadi lebih mengerti arti kebahagian sesungguhnya.

Rindu jadi anak SD yang aktif bermain hahaha. Banyak sekali permainan yang sering kami lalukan. Mulai dari gobag, pecle, bekles, kasti, bebentengan, ucing sumput, boy-boyan, simseu dan masih banyak lagi. Ngomong-ngomong aku pake istilah mainan anak SD di daerahku ya, tapi supaya ga bingung biar aku jelasin dikit-dikit, deh.

Gobag, permainan yang biasanya dilakukan oleh lima orang. Biasanya si musuh akan diam pada garis yang harus kami lewati dan saat melewati garis tersebut pun kami gak boleh ketangkap sama musuh. Ada lima garis yang harus kami lewati sebanyak satu kali putaran tanpa tertangkap oleh musuh, setelah melewati satu persatu garis, kami harus kembali lagi ke tempat awal untuk menambah poin menjadi 1-0. Lumayan, dengan gobag bisa nurunin berat badan lah, karena lari-lari terus. Untung bukan lari dari kenyataan, sih.

Pecle, permainan ini cukup khas dengan menggambar susunan kotak-kotak di atas tanah dan permainan ini selalu menggunakan pecahan genting. Kami harus mengitari susunan kotak-kotak itu hingga satu puturan dan kemudian memindahkan pecahan genting kami ke kotak berikutnya dengan syarat tidak boleh keluar dari batas kotak begitupun kaki kami saat melewati setiap kotak harus ada di dalamnya tidak boleh menginjak garisnya sedikit pun. Gara-gara permainan pecle ini, tiap pulang sekolah selalu berlomba-lomba mencari pecahan genting dengan bentuk yang unik serta “tambleg” jika dilempar ke tanah kalau perlu sampai rebutan pecahan genting segala. Lucunya, jika sudah menemukan bentuk genting yang pas dihati, si genting itu akan jadi hak milik dan selalu menggunakan genting yang sama setiap main pecle.  Si genting dirawat baik-baik bahkan sampai diberi nama segala biar ngga ketuker.

Bekles, sebenarnya ini adalah versi bahasa Sunda dari kata bekel. Biasanya permainan bola bekel ini memiliki versinya tersendiri sesuai daerah masing-masing.

Bebentengan,  permainan ini mengajarkan kami untuk mempertahankan benteng atau daerah masing-masing. Sebenarnya aku agak sedikit lupa sih tentang bagaimana memainkan permainan ini. Yang kuingat adalah kami harus menghampiri musuh kami untuk mengambil “sesuatu” yang mereka jaga di bentengnya itu. Kalau gagal kami bisa saja di sandera di benteng mereka dan tugas teman kami menjadi bertambah, selain mengambil “sesuatu” di benteng musuh, mereka juga harus menyelamatkan kami yang sedang disandera.

Ucing sumput,  adalah versi bahasa Sunda dari permainan petak umpet, begitu pula dengan simseu yang merupakan versi bahasa Sunda dari main karet. Serunya main karet ini, jika tidak gagal kami akan terus menerus naik level dengan tingkat kesulitan yang semakin tinggi, berasa main game di­-gadget versi nyata.

Boy-boyan, permainan dengan menggunakan bola tenis di mana kami harus menyusun pecahan genting sebelum musuh berhasil menggagalkannya dengan melempar bola tenis ke arah kami.

Dan biasanya kami main tanpa pake sepatu alias nyeker! Ngga nyeker ngga gaul.

Gimana? Cukup paham? Mungkin di daerah temen-temen juga ada ya cuma dengan istilah dan versi yang sedikit berbeda. Dengan permainan-permainan tersebut sebenarnya baik untuk melatih kekompakan, kerja sama dan kepercayaan sesama kawan di luar pelajaran sekolah, bukan? Bayangin deh sama permainan jaman sekarang yang kebanyakan ada dalam gadget, sepertinya kecil kemungkinan untuk meningkatkan kekompakan, kerja sama dan kepercayaan yaaa....

Kangen juga main di alun-alun depan SD yang kini tinggal kenangan. Dulu sampai bisa seharian penuh main bola di sana, meskipun aku seorang perempuan tapi saking senengnya main dan aktif banget, main bola diembat juga. Meskipun-ngga-ngerti-dan-ngga-bisa-sama-sekali, bodo amat yang penting seru-seruan bareng. Kalau lelah, di pinggiran alun-alun lumayan banyak pohon cemaranya, aku sama temen-temenku yang lain pun suka manjat itu pohon dan duduk-duduk cantik nikmati angin sepoi-sepoi sambil istirahat.

Saat bulan puasa, hobi kami di sekolah biasanya main teka-teki silang (TTS). Andaaayy mengasah otak banget ya mainannya. Selain itu beli juga gambar yang harus kami warnai terus dikasih nilai sama si Mang-nya kalau yang nilainya bagus bakal dapat hadiah. Asssooy!

Gimana nih adek-adek enakan jamanku, tohhh?!!!

Selain penuh dengan permainan yang bikin kami menjadi lebih aktif, jaman SD pun kami memang sudah mengenal istilah cinta monyet, hanya saja tak seberani anak SD jaman sekarang. Malu-malu kucing, ya ampun.....

Pertama kali “ditembak” waktu kelas 5 SD sama anak kelas 6. Seneng? Takut sih yang ada, apalagi ngeliat wajah si-kakak-kelas-yang-sedikit-nyeremin-itu hahaha. Malu juga, tiap ngga sengaja lewat ke arah dia pas lagi sama temen-temennya pasti di suit-suitin. Duh! Waktu pertama kali dapat surat cinta pun aku bingung harus gimana, akhirnya aku kasihin suratnya ke guru aja hahahaha. Biar ibu guru yang menjawab surat cintamu, Kak.

Jaman SD dulu juga alhamdulillah ngalamin surat-surat cintaan hahaha. Isinya mungkin memang lebay tapi yang pasti ngga sealay anak jaman sekarang lah ya. Lebih ke mengungkapkas isi hati aja sih, isi hati bocah SD wkwkwkwk. 

Menginjak kelas 6 SD, pernah “dikejar” sama tiga orang cowok sekaligus, anak SD sebelah. Pulang sekolah aja sampe ditungguin sama tiga-tiganya dan diikutin! Aku cari jalan lain buat pulang, pokoknya jangan sampai ketemu mereka aja. Besoknya aku gak sekolah sampai seminggu lamanya, takut diikutin lagi hahahaha.

Lucunya aku di suruh milih diantara ketiganya, Ebuseeeett kepikiran buat pacaran aja enggak sama sekali sih dulu tuh. Kata mamah masih kecil ngga boleh pacaran! Sampai salah satu temen deketku bilang kalau mau jadi pacarku katanya harus jago main gitar, bisa nyanyi My Heart-nya Irwansyah ft. Acha dan rambut Mohawk. Gila gila gilaaaaaa, aku sama sekali ngga pernah mengusulkan hal begituan tapi mereka percaya aja itu kataku, sampai akhirnya mereka beneran me-mohawk-kan rambut mereka hahahaha gila ya demi cintaaahh. Sayang, aku ngga tertarik hehehehe. Lagian bukan aku yang mau mereka jadi pada mohawk begitu -_-

Modusan anak SD jamanku apalagi kalau bukan minta biodata di binder. Biar tahu hobinya si gebetan, tanggal lahirnya, bahkan makanan sampai minuman kesukaan. Syukur-syukur tahu juga si doi udah punya pacar atau belum karena biasanya yang udah punya pacar dengan pedenya akan menuliskan nama pacar mereka di bio nya. Beda sih kalau sekarang ditulisnya di bio Instagram ya. Selain itu seneng juga ngoleksi kertas-kertas binder yang lucu gak cewek gak cowok. Mulai dari merek harvest yang harganya paling mahal sampe kertas binder biasanya aja, terus nanti bisa barter sama temen.

Uhhhh ini tulisan ter-nostalgia jaman SD banget!!! Kangen kangen kangeeeennnn!!!!

Sebelum kangennya menjadi-jadi sebaiknya kuakhiri saja tulisan ini, biar kangennya di simpan dulu buat nostalgia lagi jaman SMP hehehehe.

Salam hangat,

Shela yang sekarang sudah 21 tahun. 

Komentar

  1. Jadi inget masa merah putih

    www.semesta-berbicaara.com

    BalasHapus
  2. iya.. mengingatkan saya waktu jamannya masih merah putih.hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berkomentar, mari berkawan! Ketahuilah, komentarmu sangat berarti. Terima kasih :))))

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k

Naskah Berita, Liputan Objek Wisata Situ Lengkong Panjalu

Sumber gambar: Google Objek wisata Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan objek wisata alam, budaya dan ziarah yang terdapat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situ Lengkong Panjalu merupakan sebuah danau dengan luas 57,95 hektar dan kedalaman air sekitar 4 sampai 6 meter. Dengan menumpuh jarak 32 km dari Kota Ciamis kita sudah bisa sampai di tempat wisata ini.  Untuk masuk ke tempat wisata ini kita cukup merogoh kocek sebesar Rp. 3000/orang. Di tengah danau Situ Lengkong terdapat pulau yang disebut dengan Nusa Gede yang menjadi tujuan ziarah wisatawan. Nusa Gede pada awalnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan kini di dalamnya terdapat makam Hariang Kencana yang merupakan anak dari Prabu Sanghyang Borosngora yang merupakan Raja Islam pertama di Kerjaan Panjalu. Masyarakat Panjalu sendiri menyebut Hariang Kencana sebagai Syekh Panjalu. Menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat sekitar bahwa air yang terdapat di danau Situ Panjalu merupakan tetesan ai

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna