Source: Google.com |
Rindu
jadi anak SD yang aktif bermain hahaha. Banyak sekali permainan yang sering
kami lalukan. Mulai dari gobag, pecle,
bekles, kasti, bebentengan, ucing sumput, boy-boyan, simseu dan masih
banyak lagi. Ngomong-ngomong aku pake istilah mainan anak SD di daerahku ya,
tapi supaya ga bingung biar aku jelasin dikit-dikit, deh.
Gobag,
permainan yang biasanya dilakukan oleh lima orang. Biasanya si musuh akan diam
pada garis yang harus kami lewati dan saat melewati garis tersebut pun kami gak
boleh ketangkap sama musuh. Ada lima garis yang harus kami lewati sebanyak satu
kali putaran tanpa tertangkap oleh musuh, setelah melewati satu persatu garis,
kami harus kembali lagi ke tempat awal untuk menambah poin menjadi 1-0. Lumayan,
dengan gobag bisa nurunin berat badan
lah, karena lari-lari terus. Untung bukan lari dari kenyataan, sih.
Pecle,
permainan ini cukup khas dengan menggambar susunan kotak-kotak di atas tanah
dan permainan ini selalu menggunakan pecahan genting. Kami harus mengitari
susunan kotak-kotak itu hingga satu puturan dan kemudian memindahkan pecahan
genting kami ke kotak berikutnya dengan syarat tidak boleh keluar dari batas
kotak begitupun kaki kami saat melewati setiap kotak harus ada di dalamnya
tidak boleh menginjak garisnya sedikit pun. Gara-gara permainan pecle ini, tiap
pulang sekolah selalu berlomba-lomba mencari pecahan genting dengan bentuk yang
unik serta “tambleg” jika dilempar ke tanah kalau perlu sampai rebutan pecahan
genting segala. Lucunya, jika sudah menemukan bentuk genting yang pas dihati,
si genting itu akan jadi hak milik dan selalu menggunakan genting yang sama
setiap main pecle. Si genting dirawat baik-baik bahkan sampai
diberi nama segala biar ngga ketuker.
Bekles,
sebenarnya ini adalah versi bahasa Sunda dari kata bekel. Biasanya permainan
bola bekel ini memiliki versinya tersendiri sesuai daerah masing-masing.
Bebentengan,
permainan ini mengajarkan kami untuk
mempertahankan benteng atau daerah masing-masing. Sebenarnya aku agak sedikit
lupa sih tentang bagaimana memainkan permainan ini. Yang kuingat adalah kami
harus menghampiri musuh kami untuk mengambil “sesuatu” yang mereka jaga di bentengnya
itu. Kalau gagal kami bisa saja di sandera di benteng mereka dan tugas teman
kami menjadi bertambah, selain mengambil “sesuatu” di benteng musuh, mereka juga
harus menyelamatkan kami yang sedang disandera.
Ucing sumput,
adalah versi bahasa Sunda dari permainan
petak umpet, begitu pula dengan simseu
yang merupakan versi bahasa Sunda dari main karet. Serunya main karet ini, jika
tidak gagal kami akan terus menerus naik level dengan tingkat kesulitan yang
semakin tinggi, berasa main game di-gadget
versi nyata.
Boy-boyan,
permainan dengan menggunakan bola tenis di mana kami harus menyusun pecahan
genting sebelum musuh berhasil menggagalkannya dengan melempar bola tenis ke
arah kami.
Dan
biasanya kami main tanpa pake sepatu alias nyeker!
Ngga nyeker ngga gaul.
Gimana?
Cukup paham? Mungkin di daerah temen-temen juga ada ya cuma dengan istilah dan
versi yang sedikit berbeda. Dengan permainan-permainan tersebut sebenarnya baik
untuk melatih kekompakan, kerja sama dan kepercayaan sesama kawan di luar
pelajaran sekolah, bukan? Bayangin deh sama permainan jaman sekarang yang
kebanyakan ada dalam gadget,
sepertinya kecil kemungkinan untuk meningkatkan kekompakan, kerja sama dan
kepercayaan yaaa....
Kangen
juga main di alun-alun depan SD yang kini tinggal kenangan. Dulu sampai bisa
seharian penuh main bola di sana, meskipun aku seorang perempuan tapi saking
senengnya main dan aktif banget, main bola diembat juga.
Meskipun-ngga-ngerti-dan-ngga-bisa-sama-sekali, bodo amat yang penting seru-seruan
bareng. Kalau lelah, di pinggiran alun-alun lumayan banyak pohon cemaranya, aku
sama temen-temenku yang lain pun suka manjat itu pohon dan duduk-duduk cantik nikmati
angin sepoi-sepoi sambil istirahat.
Saat
bulan puasa, hobi kami di sekolah biasanya main teka-teki silang (TTS). Andaaayy
mengasah otak banget ya mainannya. Selain itu beli juga gambar yang harus kami
warnai terus dikasih nilai sama si Mang-nya kalau yang nilainya bagus bakal
dapat hadiah. Asssooy!
Gimana
nih adek-adek enakan jamanku, tohhh?!!!
Selain
penuh dengan permainan yang bikin kami menjadi lebih aktif, jaman SD pun kami
memang sudah mengenal istilah cinta monyet, hanya saja tak seberani anak SD
jaman sekarang. Malu-malu kucing, ya ampun.....
Pertama
kali “ditembak” waktu kelas 5 SD sama anak kelas 6. Seneng? Takut sih yang ada,
apalagi ngeliat wajah si-kakak-kelas-yang-sedikit-nyeremin-itu hahaha. Malu
juga, tiap ngga sengaja lewat ke arah dia pas lagi sama temen-temennya pasti di
suit-suitin. Duh! Waktu pertama kali dapat surat cinta pun aku bingung harus
gimana, akhirnya aku kasihin suratnya ke guru aja hahahaha. Biar ibu guru yang
menjawab surat cintamu, Kak.
Jaman SD dulu juga alhamdulillah ngalamin surat-surat cintaan hahaha. Isinya mungkin memang lebay tapi yang pasti ngga sealay anak jaman sekarang lah ya. Lebih ke mengungkapkas isi hati aja sih, isi hati bocah SD wkwkwkwk.
Jaman SD dulu juga alhamdulillah ngalamin surat-surat cintaan hahaha. Isinya mungkin memang lebay tapi yang pasti ngga sealay anak jaman sekarang lah ya. Lebih ke mengungkapkas isi hati aja sih, isi hati bocah SD wkwkwkwk.
Menginjak
kelas 6 SD, pernah “dikejar” sama tiga orang cowok sekaligus, anak SD sebelah. Pulang
sekolah aja sampe ditungguin sama tiga-tiganya dan diikutin! Aku cari jalan
lain buat pulang, pokoknya jangan sampai ketemu mereka aja. Besoknya aku gak
sekolah sampai seminggu lamanya, takut diikutin lagi hahahaha.
Lucunya
aku di suruh milih diantara ketiganya, Ebuseeeett kepikiran buat pacaran aja
enggak sama sekali sih dulu tuh. Kata mamah masih kecil ngga boleh pacaran!
Sampai salah satu temen deketku bilang kalau mau jadi pacarku katanya harus
jago main gitar, bisa nyanyi My Heart-nya Irwansyah ft. Acha dan rambut Mohawk.
Gila gila gilaaaaaa, aku sama sekali ngga pernah mengusulkan hal begituan tapi
mereka percaya aja itu kataku, sampai akhirnya mereka beneran me-mohawk-kan
rambut mereka hahahaha gila ya demi cintaaahh. Sayang, aku ngga tertarik
hehehehe. Lagian bukan aku yang mau mereka jadi pada mohawk begitu -_-
Modusan
anak SD jamanku apalagi kalau bukan minta biodata di binder. Biar tahu hobinya
si gebetan, tanggal lahirnya, bahkan makanan sampai minuman kesukaan.
Syukur-syukur tahu juga si doi udah punya pacar atau belum karena biasanya yang
udah punya pacar dengan pedenya akan menuliskan nama pacar mereka di bio nya.
Beda sih kalau sekarang ditulisnya di bio Instagram ya. Selain itu seneng juga
ngoleksi kertas-kertas binder yang lucu gak cewek gak cowok. Mulai dari merek
harvest yang harganya paling mahal sampe kertas binder biasanya aja, terus
nanti bisa barter sama temen.
Uhhhh
ini tulisan ter-nostalgia jaman SD banget!!! Kangen kangen kangeeeennnn!!!!
Sebelum
kangennya menjadi-jadi sebaiknya kuakhiri saja tulisan ini, biar kangennya di
simpan dulu buat nostalgia lagi jaman SMP hehehehe.
Salam
hangat,
Shela
yang sekarang sudah 21 tahun.
Jadi inget masa merah putih
BalasHapuswww.semesta-berbicaara.com
iya.. mengingatkan saya waktu jamannya masih merah putih.hehe
BalasHapuswww.aqiqahberkah.com
BalasHapus