Langsung ke konten utama

Lagumu

Tentang hati yang baru saja dipatahkan mungkin tak akan begitu saja mudah menerima lagi hati yang baru. Namun kamu memanglah bukan hati yang baru bagiku, hadirmu kini, cukup sulit untuk ku mengerti. Kau hadir disaat yang tepat atau justru disaat yang salah, saat aku baru saja dipatahkan. Kamu, kembali memberi warna yang sekian lama pudar ditelan waktu yang lama tak bertepi. Kamu, memberiku lagu yang tak pernah bosan ku dengar. Lagumu yang kian hari seolah memaksaku untuk kembali tersenyum, mengingatmu. Aku bahagia, tepatnya kembali bahagia. Aku sadar ini bukan kali pertama, kamu dan aku berkali-kali bertemu dan berkali-kali berpisah oleh karena alasan yang sama, maafkan jika aku terus mengingat tentang apa yang harus memisahkan kita.

Di tengah malam yang bising itu setelah sekian lama kita tak pernah bersua lagi aku dan kamu dipertemukan. Kembali duduk berdua berteman angin malam di kota Bandung bersama beribu langkah kaki orang berlalu-lalang yang sibuk sendiri. Ku nikmati setiap detik percakapan yang kurasa adalah percakapan terpanjang kita. Kupikir saat itu hanyalah reuni biasa antara dua anak manusia yang lama tak jumpa namun ternyata pertemuan itu membawaku pada rasa yang kini begitu sulit aku deskripsikan.

Kini aku pun kembali merasakan ketakutan tentang lagumu, takut tak hanya kau perdengarkan untukku, aku takut ada telinga lain yang mendengarnya dan ikut tersenyum mengingatnya. Hai, aku masih saja takut untuk kembali dipatahkan, berkali-kali. Ketika sekarang hatiku mulai berdamai dengan rasa itu, aku kembali meragu. Dapatkah kamu aku percaya untuk kembali memulai?


                                                                                      


                                                                              Di ujung siang, Shela. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k

Naskah Berita, Liputan Objek Wisata Situ Lengkong Panjalu

Sumber gambar: Google Objek wisata Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan objek wisata alam, budaya dan ziarah yang terdapat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situ Lengkong Panjalu merupakan sebuah danau dengan luas 57,95 hektar dan kedalaman air sekitar 4 sampai 6 meter. Dengan menumpuh jarak 32 km dari Kota Ciamis kita sudah bisa sampai di tempat wisata ini.  Untuk masuk ke tempat wisata ini kita cukup merogoh kocek sebesar Rp. 3000/orang. Di tengah danau Situ Lengkong terdapat pulau yang disebut dengan Nusa Gede yang menjadi tujuan ziarah wisatawan. Nusa Gede pada awalnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan kini di dalamnya terdapat makam Hariang Kencana yang merupakan anak dari Prabu Sanghyang Borosngora yang merupakan Raja Islam pertama di Kerjaan Panjalu. Masyarakat Panjalu sendiri menyebut Hariang Kencana sebagai Syekh Panjalu. Menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat sekitar bahwa air yang terdapat di danau Situ Panjalu merupakan tetesan ai

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna