Dilan. Siapa sih yang gak kenal sosok fiksi satu ini? Beberapa waktu ke belakang, sosok Dilan ini berhasil menyedot perhatian masyarakat, khususnya pencinta novel. Bahkan yang gak doyan baca novel pun akhirnya ikut-ikutan larut dalam pesonannya Dilan. Jangan heran kalo beberapa waktu lalu di semua timeline media sosial kalian banyak sampul novel Dilan ini berseliweran.
Sosok ciptaan Pidi Baiq ini memang menampilkan
watak yang cukup unik, nyeleneh, tapi hobi bercanda dan bikin jatuh cinta,
termasuk saya. Bhaaaaak. Tau Milea? Pacarnya Dilan waktu jaman SMA, beruntung
sekali dia.
Lalu siapa pula Ipung? Mungkin Ipung
ngga seterkenal Dilan, ngga seheboh Dilan, ngga banyak meramaikan timeline
media sosial kalian. Tapi jauh sebelum saya jatuh cinta pada sosok Dilan, saya
lebih dulu jatuh hati pada Ipung. Setahun yang lalu, waktu pertama kali lihat
novel Dilan #1 mejeng di rak salah satu toko buku saya langsung keinget sama
novel Ipung karya Prie GS. Sampulnya hampir sama, Dilan dengan motornya dan
Ipung dengan sepedanya.
Tapi apa aja sih perbedaan atau
persamaan cerita dalam novel Dilan dan Ipung, jadi saya mencoba untuk
mengorek-ngorek hal tersebut sebagai berikut;
Berlatar
belakang cerita SMA
Dilan dan Ipung memang sama-sama
berlatar belakang kisah kasih jaman SMA. Tapi cerita inti dari kedua novel
tersebut sama sekali berbeda. Dalam Dilan kita benar-benar disuguhkan dengan
romantika kisah cinta jaman SMA, roman picisan abis. Sedangkan dalam novel
Ipung, justru kisah cintanya tidak banyak diceritakan. Dalam novel Ipung
menceritakan tentang seorang siswa SMA yang miskin namun dia tetap percaya
diri, bisa di bilang sih novel Ipung ini novel motivasi gitu.
Membanggakan
dua kota besar
Dalam Dilan kita diajak berkeliling
kota Bandung pada masa 1990-1991 , sudut-sudut kota Bandung hampir banyak
diceritakan dalam novel ini, sedangkan dalam Ipung kita diajak berkelana
keliling Semarang, Solo dan sebuah Desa kecil yang disebut dengan Kepatihan
pada masa 2008. Lebih modern sedikit.
Berkekasih
lebay
Dilan dengan Milea-nya dan Ipung dengan
Paulin-nya. Kedua sosok pria ini sama-sama beruntung memiliki kekasih-kekasih
nan cantik. Sosok Milea dalam novel Dilan menurut saya sih terlalu lebay
sebagai pacarnya Dilan dan terlalu mendramatisir apalagi dalam cerita Dilan #2,
sosok Milea terlalu paranoid dan terlalu cengeng. Sedangkan Paulin, ah dia pun
sama saja, tak kalah lebaynya. Percaya atau tidak Paulin adalah salah satu
siswa di SMA Budi Luhur yang amat terkenal dan setiap anak laki-laki berlomba
untuk merebut hatinya, tapi ternyata perempuan secantik Paulin ini lebih
tertarik pada pria miskin berkulit coklat dan badan kurus kering. Ipung. Paulin
sampai rela membuat pawai arak-arakan dengan menggunankan mobil mewahnya untuk
pergi ke kampung halamannya Ipung, Kepatihan, hanya untuk menengok ibunya Ipung
yang tertabrak becak. Luar biasaaaa.
Dikenal
di sekolah
Baik Dilan maupun Ipung, kedunya
menjadi sangat terkenal di sekolahnya. Dilan terkenal karena segala jenis
kenakalannya. Tawuran lah, geng motor lah, keluar-masuk ruang BP pun sudah jadi
langganan Dilan. Ipung pun demikian, seantero Budi Luhur tak mungkin ada yang
tak mengenalnya! Dunia Ipung adalah dunia kata-kata, dia memang tak pandai
berkelahi seperti Dilan, tapi dia punya dunia demokrasi yang sangat kuat,
mengumpulkan massa adalah hobinya, punya banyak ide gila luar biasa salah
satunya seperti upacara aneh yang di gelar di Budi Luhur “Pengadilan atas
Kemiskinan” adalah nama dari upacara yang diusulkan oleh Ipung atas kasus
kehilangan sepedanya di Budi Luhur, Ipung memang miskin tapi banyak sekali yang
sirik kepadanya, itulah hebatnya Ipung, sampai membuat Paulin pun tak berdaya.
Perlakuan
terhadap pacar
Dilan ini bisa di bilang pacar yang
unik, dia sering kali berbuat aneh-aneh hanya sekedar untuk membahagiakan
Milea, salah satunya dengan memberikan hadiah ulang tahun teka-teki silang yang
sudah diisi untuk Milea, katanya bair Milea gak usah pusing untuk mengisi teka-teki
tersebut. Beda dengan Ipung, dia adalah lelaki cuek, dan Paulin lah yang justru
terlihat mengejar-ngejar Ipung, Paulin terkadang jadi galau sendiri. Tapi
Ipung, dia menikmati caranya sendiri berpacaran dengan Paulin, memandangi
daun-daun di atas pohon di sekitar Budi Luhur , di setiap lebat daunnya ada
banyak wajah Paulin berpedaran. Wajahnya cantik sekali tapi dia tak bisa
berlama-lama mebayangkannya, bahaya katanya.
Penuh
qoutes
Sudah tak aneh lagi bagi para penikmat
novel, quotes pasti selalu ada. Tapi dari kedua novel ini qoutes dalam setiap
penggalan kalimat menjadi daya tariknya. Seperti dalam Dilan ada beberapa
qoutes yang hits abis, seperti “Cinta itu indah jika bagimu tidak maka kamu
telah salah memilih pasangan” atau “tujuan pacaran adalah untuk putus, entah
itu menikah atau berpisah.” Sedangkan yang menarik dalam novel Ipung, setiap
selang satu halaman akan tertulis qoutes yang ditulis terpisah, seperti “ Dan
cobaan tak cuma duka derita. Ia bisa juga berupa senang dan bahagia” atau “Jika
kamu berpikir seperti orang lumrah, maka kamu juga akan menjadi sekadar orang
lumrah!”
Harus
berpisah
Dalam cerita kedua novel tersebut
memang di awal diceritakan bahwa kisah cinta Dilan maupun Ipung adalah kisah
cinta yang sempurna, yang tak akan terpisah. Namun pada kenyataannya baik Dilan
atau Ipung harus berpisah dengan kekasih-kekasih mereka. Milea yang lelah dengan
kebiasaan berantem Dilan dan Paulin yang lelah dengan cueknya Ipung, tapi untuk
cerita Ipung sendiri sebenarnya masih ada Ipung bagian 3 tapi sayang nih saya
cari-cari udah gak dapet, maklum novel lama. Jadi gak tahu ending sebenarnya
apakah Ipung kembali dengan Paulin atau tidak.
Baik Dilan maupun Ipung memang sosok
yang berbeda. Dilan yang banyak menebar gombal pada Milea dan Ipung yang selalu
berbicara sopan ketika berdemokrasi namun nyelekit.
Dilan mungkin tak sedewasa pikiran Ipung dan Ipung mungkin tak memiliki selera
humor setinggi Dilan, tapi kedunya berhasil membuat saya jatuh cinta, diam-diam
mengharapkan sosok mereka memang benar ada di dunia nyata. Ah, tapi itu hanya khayalan
semata ko, karena pada akhirnya aku mah tetap memilih kamu, iya kamu~
Komentar
Posting Komentar
Mari berkomentar, mari berkawan! Ketahuilah, komentarmu sangat berarti. Terima kasih :))))