Langsung ke konten utama

-Cerpen- Bimbang


By: Shela Novianti Gumilang

Waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi, namun mataku masih belum bisa terpejam. Orang bilang aku sedang merasakan fase terberat ketika aku sedang jatuh cinta. Aku yang kini sudah kamu kecewakan, aku yang kini sudah kehilangan kepercayaan akan semua ucapan manismu. Ataukah dulu memang aku yang terlalu bodoh untuk mempercayaimu? Terkadang aku merasa lelah dengan semua ini, terkadang aku berpikir untuk mengakhirinya saja. Tapi entahlah, aku hanya selalu yakin kamu akan berubah, aku mempertahankanmu. Hanya saja ada sedikit rasa bimbang yang enggan ‘tuk ku ceritakan.

            Aku sering kali memikirkan bagaimana kita dulu, ah tidak, maksudku kamu yang dulu. Kamu yang selalu memperjuangkanku, kamu yang selalu berusaha menjadi yang terbaik buatku, kamu yang selalu melakukan apapun untukku. Namun sekarang, apakah hanya aku yang berjuang? Apa yang kamu mau, aku berikan. Apa yang kamu ingin, aku lakukan. Apa sekarang hanya aku yang selalu berusaha jadi yang terbaik untukmu? Untuk hubungan kita? Terkadang aku menyesal akan semua kata sayang yang terucap begitu manis dari mulutku, jika saja dulu tak pernah aku ucapkan padamu mungkin aku akan tetap kamu perjuangkan.

            Bagiku kamu adalah sebuah teka-teki, yang jika dijawab oleh kemampuan otakku ini terlalu sulit untuk ku pecahkan. Kau selalu manis kepadaku, tapi bagaimana dengan wanita-wanita yang lain yang kini kerap kali ada disekitarmu? Apakah ini hanya karena aku yang terlalu terbawa perasaan? Apakah aku yang terlalu cemburu?

            Aku menatap langit-langit kamarku, pikiranku kembali menerawang pada masa ketika aku masih belum mengenalmu, ketika aku masih berjuang melupakkan seseorang sebelum kamu. Seandainya kamu tahu rasa sakit ditinggalkan begitu saja, tanpa alasan. Aku mati-matian melupakkannya sampai pada akhirnya empat tahun kemudian aku bertemu kamu, kamu yang kemudian memberi warna dalam hari-hariku. Kamu kembali membuatku merasakan apa itu jatuh cinta setelah mati rasa bertahun-tahun lamanya, tapi kamu juga yang membuatku kembali merasakan luka. Aku ingin mundur saja, menjauh darimu. Tapi aku kembali teringat beratus-ratus hari kebersamaan kita, aku dan kamu sudah sampai sejauh ini, ternyata tak mudah bagiku melepaskan semuanya.

            Tanpa sadar mungkin bukan hanya kamu yang berubah, aku juga. Aku yang dulu selalu percaya akan kesibukkanmu, aku yang tak pernah berpikiran buruk tentang kesibukkanmu, namun setelah satu kali kekecewaan itu datang, maka rusaklah sudah rasa percayaku padamu. Terkadang aku selalu merasa dibohongi. Siapa yang salah? Aku? Kamu? Kita? Atau bahkan hubungan kita memang sudah salah sejak awal?

            Aku kembali menarik nafasku panjang untuk kesekian kalinya, ku lirik jam yang terletak pada nakas di samping tempat tidurku, sudah 20 menit berlalu dan aku masih sibuk memikirkanmu, memikirkan tentang hatimu. Kini pikiranku dipenuhi kebimbangan tentang dirimu. Hatiku dipenuhi akan ketidakyakinanku terhadapmu.

            Tapi lihatlah, aku masih disini, mempertahankanmu. Percaya atau tidak aku yakin bahwa kamu akan berubah, bahwa aku pun bisa kembali percaya kepadamu. Mungkin setiap pasangan akan mengalami fase “terluka” ini dan aku harap kita bisa sama-sama melalui fase ini, lalu kembali menjadi kita yang dulu.

***

Shela. 60Kg. Bahagiaaaaaaaaaa
           
           

            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k...

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna...

A CUP OF HOT LEMON ││ Waktu yang Tidak Pernah Tepat (End)

Ini adalah cerpen lanjutan dari cerpen sebelumnya yang aku tulis dua tahun lalu, jadi baca dulu part 1-nya di sini ya , biar enak :) Happy Reading, everyone!! A CUP OF HOT LEMON ││ Waktu yang Tidak Pernah Tepat (End) source Waktu berlalu begitu cepat, ada banyak perubahan yang terjadi baik yang memang sudah direncanakan maupun yang tidak terduga. Dua tahun yang lalu, aku masih menjadi seorang pegawai magang di salah satu kantor percetakan buku yang cukup terkenal di kota ini. Menjadi pegawai tetap di sana tentu saja adalah impianku, namun semesta tak berkehendak akan itu, aku justru memilih tak meneruskan kontrakku di sana dan aku sama sekali tidak menyesal. Lucu memang, dalam hidup ini akan selalu ada hal-hal tak terduga yang terjadi pada kita. Aku memandangi jalanan kota yang cukup ramai dari ruang kerjaku di lantai 8 gedung ini. Kulihat jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangan kiriku, ini masih jam kerja tapi di luar sana mobil terlihat sudah sangat...