Jangan
pernah berkecil hati wahai kalian para dede gemez yang merasa gagal masuk IPA.
Masuk IPS itu gak buruk kok serius deh. Jangan kemakan sama omongan orang-orang
diluar sana yang bilang IPS itu gini lah, gitu lah. Padahal mereka yang ngomong
itu bahkan belum pernah jadi anak IPS sama sekali. Jangan pernah merasa bahwa
anak IPS itu selalu jadi nomor dua dan ga punya keunggulan apa-apa. Karena
kami, anak IPS, juga punya alasan untuk
bangga jadi anak IPS.
Gak
percaya? Yuk simak sini deh!!
Kuat Mental.
Anak
IPS nih kuat mental lho gaiisss. Gimana mereka ga kuat mental sih, anak IPS
pasti sering banget merasa dianaktirikan, dinomor duakan, dicap gak bener dan
sebagainya padahal ga semuanya kaya gitu, tapi mereka tetep bersikap sebiasa
mungkin. Gak pernah menunjukan rasa sakit hatinya di depan orang-orang. Pernah
gak sih kalian berpikir gimana perasaan anak IPS saat ada orang yang
seolah-olah menyepelakan IPS? Dan sebenarnya ini yang jadi motivasi buat kami
para anak IPS untuk membuktikan pada semua orang yang menganggap remeh pada
kami bahwa sebenarnya kami juga bisa jadi “orang” di kemudian hari. Daripada
jadi orang yang terus-terus dapat pujian, di cap rajin, di cap pinter tapi jadi
keenakan dan akhirnya malah lupa diri.
Mata
pelajaran IPS pun sering banget dianggap enteng sama sebagian orang, padahal
kenyataannya gak kaya gitu, di IPS kita
belajar dari gabungan fisika, kimia dan biologi di Geografi. Selain itu kita
juga punya Akuntansi yang segala sesuatunya harus balance, di mata pelajaran Akuntansi ini ketelitian dari anak IPS
itu diuji, karena melenceng sedikit hasilnya bisa salah. Kami juga harus
pintar-pintar meneliti prilaku manusia dalam Sosiologi, bahkan di Sosiologi
juga kita harus belajar Statistika untuk perhitungan data. Lalu kami harus
pandai menghitung kurs, meneliti pangsa pasar untuk suatu produk di Ekonomi dan
bahkan harus mengingat-ingat mantan masa lalu di Sejarah. Masih berpikir
kalo itu mudah?
Gak kenal kata Menyesal
Anak
IPS ini anti sama kata menyesal. Selama jadi anak IPS gak pernah denger anak
IPS yang bilang ‘Nyesel nih masuk IPS’ karena kami memang memikirkan
matang-matang kenapa harus jadi anak IPS. Tapi sering banget denger anak IPA
yang bilang ‘nyesel masuk IPA’ entah
apa yang bikin mereka nyesel. Tapi selama apa yang gue rasakan saat menjadi
anak IPA gue selalu merasa bukan-gue-banget sampe akhirnya gue memutuskan untuk
pindah jurusan ke IPS. Dan memang gue gak pernah nyesel pindah jurusan. Di IPS
gue bener-bener bisa bikin pikiran gue terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.
Kata orang, saat ulangan anak IPS bisa mengarang bebas saat menjawab
pertanyaan. Eits, siapa bilang mengarang bebas? Justru itu adalah saat kami
untuk mengeksplor pikiran kami, kami bukan mengarang bebas, justru kami
berpikir keras karena jawaban kami harus relevan dengan pertanyaan. Dan
bayangkan betapa sulitnya berpikir keras itu. Tapi disinilah wawasan kami bisa
bertambah menjadi lebih luas lagi. Tidak berpaku pada rumus yang itu-itu saja
kan. Ini tidak akan pernah membuat kalian menyesal.
Konsisten
Gak
seperti anak IPA yang kerap kali pindah haluan saat mengambil jurusan kuliah.
Kami anak IPS selalu sejalur dalam mengambil jurusan ketika kuliah. Sudah
banyak buktinya kan, banyak anak IPA yang ketika kuliah mengambil jurusan Akuntansi,
Manajemen, Pendidikan Kewarganegaraan, Komunikasi dan sebagainya. Memang anak
IPA bisa bebas mengambil jurusan, tapi apa tak sebaiknya tetap konsisten pada basicnya masing-masing?
Sebenernya
ini menjadi tantangan untuk kami para anak IPS yang harus bersaing dengan anak
IPA demi masuk jurusan yang sama-sama difavoritkan, Akuntansi, misalnya. Jika
memang ingin masuk Fakultas Ekonomi misalnya, kenapa tak mengambil jurusan IPS
saja sejak awal?
Berjiwa Sosial
Ini
adalah yang paling penting dari anak IPS. Kami tak melulu berurusan dengan
rumus dan buku-buku di dalam kelas. Tapi kami jauh memandang keluar, ke sekitar
kami. Berbaur bersama masyarakat. Anak IPS belajar banyak dalam mata pelajaran
Sosiologi, ada banyak manfaat di dalamnya. Kami bisa melihat berbagai macam
kareteristik budaya dari tiap daerah yang ada lewat mata pelajaran Sosiologi.
Anak IPS juga bisa memiliki pemahaman yang lebih terhadap masyarakat, tentu
saja dengan memahami kondisi suatu masyarakat anak IPS ini bisa melakukan
perubahan lebih baik pada masyarakat itu sendiri bukan? Karena kami terjun
langsung, tak hanya bereksperimen di dalam lab.
Masa Depan Terjamin
Gausah
khawatir terhadap orang-orang yang bertanya ‘Kamu masuk IPS, mau jadi apa?’
Open your mind, please! IPS itu luas gaiiss, gak melulu soal
Ekonomi dan Akuntansi aja ko. Kalo anak IPA bisa jadi dokter, maka anak IPS
yang ngegaji Dokter bahkan yang punya rumah sakitnya. Kalo anak IPA bisa masuk
jurusan Teknik Sipil, maka anak IPS bisa masuk Manajemen Aset, kalian yang
bisnis perumahan, maka anak Teknik Sipil yang membangunkan perumahan buat
kalian.
Anak
IPS ini adalah calon-calon Bos dimasa depan. Dalam mata pelajaran Manajemen kan
kita diberi bekal bagaimana untuk menjadi seorang manajer yang baik.
Anak
IPS bisa melanjutkan kuliahnya di bidang Hukum, Pendidikan, Bisnis, Sastra,
Komunikasi, Psikologi, Pemerintahan/Politik dan sebagianya kalian bisa
searching yaa hehe, dan semuanya terjamin. Bisnis adalah saalah satu hal yang
paling menjanjikan bagi anak IPS. Memang bisnis bisa dijalankan oleh siapa
saja, tak perlu alumni IPS, tapi yang perlu diingat adalah bahwa anak IPS sudah
diberi bekal tentang bisnis sejak awal maka basic
mereka tentang bisnis pun jauh lebih baik. Menggiurkan bukan?
Nah
gimana? Udah percaya kan kalo anak IPS juga punya keunggulan dan patut
dibanggakan?
Jangan
pernah merasa gagal saat kamu masuk IPS karena IPS tak selamanya buruk. Dan
tentu saja anak IPS pun punya masa depan yang cerah!
Kalau
hari ini kami banyak di cela, tapi suatu saat nanti kami adalah orang yang
mereka banggakan!
Lewat
tulisan ini, semoga tak ada lagi yang memandang sebelah mata jurusan IPS.
Salam IPS
Shela NG
yap. IPS itu nikmat lagi...
BalasHapusbisa cukup nyantai. dan kuliahnya uda pasti jurusan ips, nggak kayak ipa yang bisa berubah haluan..
Kalau membandingkan 2 hal itu jangan menjelekan yang satunya.
BalasHapus