Langsung ke konten utama

Ini tentang sebuah "Comfort Zone"

Kali ini gue mau curhat yang agak serius nih *ciebanget
Gue baru aja 6 bulan jadi mahasiswi disalah satu Politeknik gitu dan di tempat baru gue ini gue nemu banyak pengalaman baru. Salah satunya dengan ikut suatu organisasi. Sebenernya gue adalah type orang yang agak sulit berinteraksi dengan orang lain jadi itu juga sih yang jadi kendala gue ikut organisasi. Oiya, disini juga gue ikut kominitas  gitu, awalnya gue gak mau ikut tapi ya gitu deh ada salah satu anggotanya yang maksa-maksa gue buat ikut jadi officialnya gitu lah. Masalahnya gue diajak ikut komunitas yang namanya aja baru gue denger ya mana gue ngerti kalo gue jadi officialnya? -_____- tapi tuh anak gak mau nyerah sih sampe harus ngerjain tugas gue dan nyariin barang gue yang ilang sampe ketemu. Alhasil gue gak enak kalo harus nolak. Oke fix. gue-jadi-official-komunitas-yang-namanya-aja-gue-baru-denger.Fix!
Tapi sayang, mungkin karena awalnya sedikit terpaksa, tiap kali gue kumpul gue ko ngerasa bukan jadi diri gue sendiri ya? aaaaahhhh kemana gue sebenernya? *nyari ke kolong meja

Begitu pula di dua organisasi kampus yang gue ikutin. Disaat yang lain excited banget ikut organisasi gue ko enggak ya? hmmm mungkin karena gue susah berinteraksi dengan orang lain kali ya. Tapi gue kan pengen nyari pengalaman baru, pengen nyoba aktif diorganisasi tapi nilai kuliah gue tetep bagus. 
Oke gue pun ikut dua organisasi. Pertama gue ikut organisasi yang ada di jurusan gue, awalnya sih biasa aja tapi ko lama-lama gue ngerasa ga nyaman. Apa gue gak bisa keluar dari comfort zone gue? atau mereka para senior yang gak bisa ngasih kenyamanan sama anggota baru? Ya ga tau sih -,- Di organisasi ini gue pendiem banget (gue sebenernya gak pendiem sih gue diem kalau gue ngerasa gak nyaman sama suatu keadaan. Tuh kan gue emang ga nyaman.....) Mungkin karena pendiem gue jadi ga dianggap ada #abaikan.

Organisasi lain yang gue ikutin itu organisasi daerah gitu deh, disini masalahnya apa? Masalahnya itu disini gue selalu ngerasa jadi patung. Ngga, gue ga di kutuk kaya Malin Kundang ko. Gue cuma ga ada temen ngobrol aja. 
Kenapa ga ada temen ngobrol?
Katanya ini organisasi?
Iya ini organisasi yang anggotanya lumayan banyak deh. Tapi kenapa gue ngerasa jadi patung? Ini organisasinya rasis parah banget! Kebanyakan anggota organisasi ini dari satu sekolah yang sama hampir 65% nya deh kira-kira. Jadi apa yang terjadi? Mereka yang dulunya satu sekolah itu pasti tiap kumpul ngomonginnya flashback zaman SMA sehingga gue kan ga tau apa-apa alhasil gue ya dieeeeeeeeeeeeemmm aja deh. Garing. Kaya kacang.Gue mau ikut nimbrung juga gue gak ngerti mau ngomong apa :( Gue suka ko so soan nimbrung dan ikut ketawa-ketawa garing gak jelas gitu tapi kayanya gue ga diajak ngobrol deh hahahaha kasian amat kan. 
Tapi sebenernya buat organisasi yang ini sedikit demi sedikit gue udah ngerasa nyaman ko. Gue udah lumayan deket eh ga deket juga sih seengganya gue kenal deh sama anggota-anggotanya, udah suka ngobrol-ngobrol juga ko tapi ya kerasis-annya masih belum sepenuhnya ilang sih hehehehe.

Mohon maaf ya kalo ada yang tersinggung sama tulisan gue kali ini. Gue gak maksud buat nyinggung ko. Ini cuma unek-unek doang sih.

Tapi camkan ya! *galaknih
Gue gak nyalahin mereka semua ko :) ini masalahnya ada di diri gue sendiri. Gue kayanya ga bisa keluar dari comfort zone gue, gue orangnya sulit deket sama orang lain, gue orang nya susah berinteraksi sama orang lain, gue orangnya nyaman sama kesendirian makannya sampe sekarang gue masih jomblo #inibukankode dan sekali lagi ini cuma unek-unek :)

Komentar

  1. tunggu tunggu koq gue baru baca yah yang ini apa gue emang kudet, koq rasa rasanya gue diomongin nih -_-

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berkomentar, mari berkawan! Ketahuilah, komentarmu sangat berarti. Terima kasih :))))

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k

Naskah Berita, Liputan Objek Wisata Situ Lengkong Panjalu

Sumber gambar: Google Objek wisata Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan objek wisata alam, budaya dan ziarah yang terdapat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situ Lengkong Panjalu merupakan sebuah danau dengan luas 57,95 hektar dan kedalaman air sekitar 4 sampai 6 meter. Dengan menumpuh jarak 32 km dari Kota Ciamis kita sudah bisa sampai di tempat wisata ini.  Untuk masuk ke tempat wisata ini kita cukup merogoh kocek sebesar Rp. 3000/orang. Di tengah danau Situ Lengkong terdapat pulau yang disebut dengan Nusa Gede yang menjadi tujuan ziarah wisatawan. Nusa Gede pada awalnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan kini di dalamnya terdapat makam Hariang Kencana yang merupakan anak dari Prabu Sanghyang Borosngora yang merupakan Raja Islam pertama di Kerjaan Panjalu. Masyarakat Panjalu sendiri menyebut Hariang Kencana sebagai Syekh Panjalu. Menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat sekitar bahwa air yang terdapat di danau Situ Panjalu merupakan tetesan ai

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna