Jatuh cinta memang tak pernah
mengenal waktu, tempat dan kondisi. Tak pernah mengenal kamu siapa dan dia
siapa. Cinta selalu datang tiba-tiba pada siapapun itu, bahkan pada mereka yang
katanya berbeda. Jatuh cinta memang bisa membahagiakan kita seketika dan
melupakan semua perbedaan yang ada, seperti apa yang aku alami bersama dia.
Bukankan kita diajarkan bagaimana
bertoleransi? Bukankah dalam suatu hubungan mengajarkan kita untuk saling
mengghargai? Bukankah orang bilang perbedaan itu indah? Tapi mengapa karena
perbedaan ini kita harus berpisah?
-Anne-
***
Drrrtt….drrtt….Round
and around we dance I’ll never stop falling in love with you….drrrtt…drrttt….. Terdengar ringtone lagu Falling
In Love-nya Us the Duo dari handphone Anne, dengan semangatnya dia melihat nama
orang yang tertera dilayar handphone lalu tersenyum dan segera mengangkatnya.
“Ya, sayang?” Tanya Anne.
“Kita perlu bicara, aku jemput
kamu sekarang.” Jawab Akbar cepat.
“Hah? Kok-----“ Sebelum selesai bicara
sambungan telepon tiba-tiba terputus, seketika Anne melepaskan handphone dari
telinganya dan memandanginya hingga dia tak sadar dia memajukan bibirnya ke
depan.
“Abis terima telepon dari pacar
ko cemberut sih?” Tanya Risha yang cukup membuat Anne kaget.
“Akbar aneh, dia tiba-tiba
nelepon ngajak ketemu tapi belum selesei ngomong teleponnya dia matiin.”
“Mungkin dia mau ngasih kamu
kejutan, kamu bilang hari ini tepat lima tahunan kamu sama dia kan. Lama juga
ya pacaran kalian, masih belum nemu jalan keluar?”
“Maksud kamu apa sih Ris?”
“Aku yakin kamu ngerti maksud
aku.” Risha segera membereskan meja kerjanya dan berlalu meninggalkan Anne
sendirian.
“Duluan ya Ne.”
Tak ada jawaban dari mulut Anne.
Kali ini dia sibuk melamun. Ya, hubungan mereka memang sudah terjalin selama
lima tahun lamanya. Tepatnya sejak mereka duduk di bangku SMA. Selama ini
orang-orang memang melihat hubungan Anne dan Akbar baik-baik saja, mereka
selalu terlihat romantis. Akan tetapi orang-orang diluar sana tidak pernah tahu
apa yang berkecamuk pada hati keduanya. Pertanyaan “mau dibawa kemana hubungan
kita?” selalu menjadi bayang-bayang disetiap langkah mereka, walaupun pada
dasarnya mereka sudah sama-sama tahu bagaimana akhirnya. “Semuanya pasti bakal
ada jalan keluarnya” selalu menjadi kalimat yang menguatkan mereka berdua.
Drrrtt….drrtt….Round
and around we dance I’ll never stop falling in love with you….drrrtt…drrttt….. Ringtone Us The Duo kembali
terdengar dari handphone Anne dan berhasil membuyarkan lamunannya.
“Aku di depan Ne.”
“Iya.”
Anne segera bergegas keluar
kantor dan menghampiri Akbar yang sudah menunggunya. Tak ada senyuman manis
yang biasa Akbar perlihatkan pada Anne, bahkan Akbar sama sekali tak melepaskan
helm-nya. Sepanjang perjalanan menuju Garden Café, café dengan suasana
perkebunan yang sangat asri yang menjadi tempat favorit mereka, Akbar tetap
saja bungkam. Anne memang menyadari
prilaku Akbar yang aneh, tapi dalam pikirannya bahwa hari ini Akbar akan
memberinya kejutan spesial di hari jadi mereka yang ke lima tahun ini.
“Kamu mau pesan apa?” Tanya Anne
pada Akbar yang sedari tadi sibuk melamun.
“Terserah kamu.” Jawab Akbar
singkat
Akbar
ini aneh banget sih kalau mau ngerjain gak gini juga kali, aku kan gak suka
dicuekin. Protes
Anne dalam hatinya.
“Hot chocolate dua ya Mas.” Anne
sengaja memesan minuman favorit Akbar.
Akbar sendiri masih sibuk dalam
lamunannya. Sebelumnya dia memang sudah memantapkan diri untuk mengatakan
semuanya pada Anne hari ini, walaupun dia sendiri tahu pasti bahwa hatinya juga
hati Anne akan tersakiti. Hubungan yang selama ini terjalin mungkin akan
sia-sia hanya dengan satu kata. Perpisahan.
“Ne…” Anne terkejut saat
tiba-tiba Akbar memegang kedua tangannya, bahkan Anne semakin terkejut ketika
dia menyadari sorot mata kekasihnya yang penuh kesedihan.
“Kamu kenapa Bar?” Suara Anne
terdengar begitu halus ditelinga Akbar, membuatnya ragu untuk mengatakan kata
perpisahan kepada kekasih yang amat dia cintai itu.Tak bisa dia membayangkan
bagaimana jadinya kalau mereka sudah benar-benar berpisah nanti, tak ada lagi
suara halus itu, suara yang mampu menengkannya, suara yang selalu ia dengar
sebelum dia tidur dan membawanya pada mimpi indah, suara yang sudah menemaninya
selama lima tahun ini.
“Bicara aja Bar kalau ada
masalah.”
“Ne..aku udah nemuin jalan keluar
untuk hubungan kita.”
“Kamu serius? Apa Bar? Bilang
sama aku Bar!” Melihat Anne yang tampak antusias, Akbar semakin tak kuasa untuk
mengatakan niatnya hari ini, akan tetapi dia tak bisa diam saja, hubungan ini
sudah terlalu lama dan tak ada jalan keluar lain selain berpisah.
“Kita putus Ne..” Jawab Akbar
singkat, tak terasa air mata Akbar pun jatuh untuk pertama kalinya di depan
Anne. Tak ada jawaban dari mulut Anne. Hatinya sakit, sungguh sakit. Walaupun
dia tahu hari ini mungkin saja terjadi tapi dia tak pernah benar-benar
menyangka bahwa kata-kata menyakitkan itu akan keluar dari mulut Akbar, orang
yang paling dicintainya. Selama ini Akbar memang kerap kali mengatakan “semua
bakal ada jalan keluarnya, Ne..” Tapi Anne tak pernah percaya jalan keluar yang
Akbar maksud adalah ini. Bahkan Anne tak menyangka bahwa Akbar akan
mengatakannya dihari jadi mereka yang ke lima tahun ini. Sungguh jika memang
benar-benar akan berakhir kenapa harus bertahan selama ini, kenapa tak sejak
dulu saja mereka mengakhirinya, kenapa harus menunggu sampai lima tahun?
“Kenapa Bar? Kenapa harus kaya
gini?” Tanya Anne dengan suara parau. Air matanya tak tertahankan lagi, raut
wajah cantik Anne kini tertutupi air yang begitu derasnya keluar dari matanya.
“Maafkan aku Ne, tapi biar
bagaimana pun aku yang mengucap ‘Alhamdulillah’ dengan kamu yang mengucap ‘Puji
Tuhan’ tak akan pernah bisa bersatu.”
“Tapi bukankah kita bisa saling
bertoleransi?”
Ya toleransi. Akbar bertoleransi atas
apa yang Anne yakini, begitupun sebaliknya.dan
mereka bisa berjalan berdampingan terus berjalan mempertahankan atas apa
yang sebenarnya sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan mereka seolah-olah
melupakan perbedaan yang ada. Tapi perbedaan tetaplah perbedaan, dia tetap ada
mengikuti jejak langkah kisah-kasih Akbar dan Anne.
“Orang tua kita saja jelas-jelas
menentang hubungan kita Ne, kita bisa apa selain berpisah? Dengarkan aku Ne.
Aku tahu hari ini tepat lima tahun hubungan kita, tapi apakah kamu sadar bahwa
selama lima tahun ini kita seolah-olah hidup dalam kebohongan? Kita saling
menguatkan dan meyakini bahwa semua ini akan baik-baik saja, semua ini ada
jalan keluarnya tapi kita sendiri ragu kan? Kita juga sudah tahu bahwa hari ini
pasti akan terjadi tapi kita terus memaksakan diri untuk saling bertahan,
selama ini kita hanya berpura-pura tertawa bahagia padahal dalam hati kita
selalu merasa khawatir. Kita bahkan pandai membohongi orang-orang diluar sana dengan
memperlihatkan kemesraan kita padahal dalam hati kita cemas apakah kemesraan
ini akan terus bertahan atau justru akan menjadi kenangan yang tak akan pernah
terulang lagi.”
Anne tetap berdiam diri, dia
memang setuju dengan apa yang dikatakan Akbar tapi mulutnya kini sudah tak
mampu berkata apapun, hanya air mata yang kini terus menerus membanjiri
pipinya. Baginya, tak ada hari yang lebih buruk selain hari ini. Hari ini, iya
hari ini, hari yang paling ia takutkan itu ternyata benar-benar menjadi
kenyataan.
“Maafkan aku Ne, aku tahu kamu
sakit hati tapi aku yakin ini yang terbaik buat kita. Mulai sekarang aku hanya
bisa mendoakanmu dari jauh, aku yakin kamu bisa bahagia dengan orang yang tepat
yang dipilihkan Tuhanmu untukmu, dan orang itu bukan aku Ne. Selamat tinggal
Anne, aku sayang kamu.”
Akbar segera beranjak dari tempat
dia duduk, meninggalkan Anne yang kini tertunduk lesu, terpuruk mengahadapi
kenyataan baru yang kini ia hadapi. Sekarang dia hanya bisa memandangi punggung
Akbar yang semakin lama semakin hilang ditelan keramaian. Akbar benar-benar
meninggalkannya.
***
Satu tahun kemudian…..
Seorang pria tampan dengan tuxedo
hitam-putih dan dasi kupu-kupu yang semakin menegaskan penampilan casualnya
tengah duduk tenang disebuah kursi gereja yang kini tampak ramai. Pria tersebut
tampak terlihat serius memerhatikan sepasang kekasih yang kini sedang
mengucapkan janji suci dihadapan seorang pendeta diatas altar.
“Kamu lihat Bar, Anne dan Jason
tampak bahagia ya, tapi apa kamu yakin Anne benar-benar bahagia?” Tanya Risha
tiba-tiba.
“Ya, aku yakin bahwa Anne akan
bahagia walaupun bukan dengan aku Ris.” Jawab Akbar.
“Kemarin Anne curhat sama aku
Bar, dia bilang sampai saat ini dia masih belajar buat melupakan kamu, sebagian
dari hatinya pasti masih tertinggal di kamu Bar.”
“Anne tidak boleh menyakiti
Jason, Ris.”
“Itu juga yang aku bilang sama
dia Bar.”
Akbar memang tak akan sanggup
berlama-lama disana, dia segera pergi meninggalkan gereja tersebut. Air matanya
kembali terjatuh setelah peristiwa satu tahun lalu. Akbar pun belum benar-benar
melupakan Anne. Namun, inilah takdir cinta mereka, tak mungkin bersatu.
***
Tuhan
tahu jalan terbaik untuk umat-Nya. Meskipun kita berpisah berarti itu adalah
jalan terbaik untuk kita, dan Tuhan pun pasti sudah mempersiapkan pasangan yang
terbaik untuk kita, yang tepat untuk kita, yang seiman dengan kita. Percayalah
bahwa rencana Tuhan selalu lebih indah. Dan kamu pasti akan bahagia, percayalah.
-Akbar-
Komentar
Posting Komentar
Mari berkomentar, mari berkawan! Ketahuilah, komentarmu sangat berarti. Terima kasih :))))