Langsung ke konten utama

Sebuah Rahasia

Beranjak dan berjalan ke depan
Basuh air mata dan cerita 
Saatnya melupakan...
Jam berhenti di dua belas
Kuhabiskan gelas demi gelas
Membuat pahit sisa yang manis
Sampai akhirnya ku lupa...
Dan kau percaya tak ada yang lebih baik dari ini..
Apanya yang bahagia? Dan ku tertawa
Tak akan ada cerita dalam sebuah rahasia..
Lupakan saja dan jangan pernah kau kembali disini..
Keringinkan semua luka, pergilah  saja berlari lah karena kau akan ku lupakan
Berhenti dan ingatlah sejenak
Kucoba tetap berdiri tegak dan membakar semua kenangmu..
Berhenti menangis dan ini yang terbaik dan teruslah melangkah dan saat dunia berpaling darimu tengoklah ke arah lain.
Dan kau percaya tak ada yang lebih baik dari ini, apanya yang bahagia? dan ku tertawa tak akan ada cerita dalam sebuah rahasia..
Lupakan saja dan jangan pernah kau kembali disini
Keringkan semua luka, pergilah saja
Berlarilah karena kau akan ku lupakan
Kalau bisa ku ulangi cerita
Kita akan berada
Ditempat pertama kita berjumpa
Tak akan ada...
Kudisini dan mencari kau disana menunggu untuk ditemukan..
Berlarilah karena kau akan ku lupakan
Pergilah saja....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manis Pait Tukang Jarkom

Pernah denger istilah “Jarkom”? Pastilah ya pasti banget. Ini istilah paling fenomenal di kalangan anak SMA khususnya sih Mahasiswa. Gue sendiri pertama denger istilah ini pas jaman-jaman ospek kuliah, banyak benget yang ngomong “kalo ada info apa-apa jarkom ya” awalnya gue bingung sih apaan itu jarkom, tapi setelah gue nyari info ternyata jarkom ini sebenernya kata lain dari istilahnya anak alay “send all” yang lebih kekinian. Gitu. Sadar gak sadar istilah ini seolah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keseharian mahasiswa khususnya. Gue yakin banyak mahasiswa yang hampir tiap harinya keluar istilah ini dari mulut mereka, yaa apalagi mereka para aktivis kampus. Bener gak? Kata orang pinter sih (baca:Google) jarkom itu kependekan dari “jaringan komunikasi” dimana satu orang dalam organisasi harus menyampaikan informasi dengan cara menyebarkannya melalui media elektronik ke semua anggota di organisasi tersebut. Biasanya sih orang humas yang jadi tukang jarkom. Namanya humas k...

[CERPEN] Januari

Januari Oleh: Shela Gumilang Hari itu adalah hari ke empat di bulan Januari saat tanpa sengaja kita dipertemukan kembali di alun-alun kota setelah beberapa bulan tak bersua. Saat itu ku pikir rasaku padamu tak lagi sama seperti dulu, ku kira aku sudah mati rasa padamu, namun nyatanya setelah melihat senyummu itu hari-hariku seperti menjadi rusak dibuatnya. Hanya karena seulas senyum, aku dibuat menggila karenanya. Tapi apa kau tahu bahwa setelahnya juga aku merasa sakit? Sungguh tak ada yang lebih sakit ketika kita harus bertemu kembali namun seolah sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Kau hanya tersenyum kepadaku, lalu aku merasa semakin tak waras karenanya dan kau pergi lagi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Aku melihatmu melangkah pergi saat itu, berjalan melewatiku tanpa sedikit pun ingin menatapku lagi sedangkan lidahku kelu tak mampu hanya sekedar untuk memanggil namamu. Hari berganti hari tapi bayangan tentang senyummu pagi itu seolah tak perna...

A CUP OF HOT LEMON ││ Waktu yang Tidak Pernah Tepat (End)

Ini adalah cerpen lanjutan dari cerpen sebelumnya yang aku tulis dua tahun lalu, jadi baca dulu part 1-nya di sini ya , biar enak :) Happy Reading, everyone!! A CUP OF HOT LEMON ││ Waktu yang Tidak Pernah Tepat (End) source Waktu berlalu begitu cepat, ada banyak perubahan yang terjadi baik yang memang sudah direncanakan maupun yang tidak terduga. Dua tahun yang lalu, aku masih menjadi seorang pegawai magang di salah satu kantor percetakan buku yang cukup terkenal di kota ini. Menjadi pegawai tetap di sana tentu saja adalah impianku, namun semesta tak berkehendak akan itu, aku justru memilih tak meneruskan kontrakku di sana dan aku sama sekali tidak menyesal. Lucu memang, dalam hidup ini akan selalu ada hal-hal tak terduga yang terjadi pada kita. Aku memandangi jalanan kota yang cukup ramai dari ruang kerjaku di lantai 8 gedung ini. Kulihat jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangan kiriku, ini masih jam kerja tapi di luar sana mobil terlihat sudah sangat...