Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Kirani dan Bandung

Siang itu, di bawah teriknya matahari yang menghiasi Alun-Alun Kota Bandung aku melihatnya untuk pertama kali. Dia Kirani, gadis cantik yang tak pernah lupa menggantungkan kamera dileher jenjangnya itu berhasil menarik perhatianku. Lalu entah untuk alasan apa tiba-tiba detak jantungku seperti tak bekerja dengan normal ketika aku melihat gadis itu mendekat ke arahku. “Hai,” seolah tanpa ada rasa bersalah sudah membuat detak jantungku berdetak berlebihan dia menyapaku. “Oh, hai,” balasku gugup. “Boleh aku duduk di sini? Spotnya bagus untuk mengambil foto.” Aku hanya mengangguk menanggapinya, entahlah hanya itu rasanya yang bisa kulakukan. Sampai akhirnya dia pun sibuk membidik setiap objek yang ada di depannya dengan kameranya itu dan dia akan tersenyum puas setiap kali melihat hasil bidikannya. Lalu senyumnya itu pun berhasil mengalihkan duniaku. “Kau menyukai fotografi?” Entah keberanian dari mana tiba-tiba saja mulutku bergerak dan bertanya padanya. “Iya, kata

Sepotong Kenangan di Paris Van Java

Akhirnya kakiku kembali menginjakkan kaki di kota penuh kenangan ini, deruan suara khas kereta api di Stasiun Bandung seolah menyambut kedatanganku. Bicara soal Bandung memang tak akan pernah ada habisnya bagiku. Tiga tahun bukanlah waktu yang sedikit untukku mengenal kota ini dan menciptakan segala bentuk kenangan di dalamnya. Masa-masa kuliah, masa-masa susah ketika uang bulanan habis, masa-masa berpetualang dengan teman-teman untuk keliling Bandung, sampai pada masa bahagia dan sakit hati karena cinta, di Bandung aku banyak mengalami berbagai hal. Berkunjung kembali ke kota ini tentu saja memunculkan kembali rasa rinduku pada setiap kenangan yang terukir. Orang yang paling ingin kutemui saat berkunjung kembali ke kota ini adalah Bapak Rajab, beliau adalah penjaga rumah kontrakanku selama tiga tahun kuliah di Bandung, beliau sangat hapal sekali tentang seluk beluk kota yang terkenal dengan julukan Paris Van Java ini. Aku bahkan sampai hapal bagaimana awal mula kota Bandung dis

[CERPEN] Coklat Kacang Ellisa

                                                           Coklat Kacang Ellisa                                                                                            Oleh : Shela Gumilang Sejuknya suasana Minggu pagi kembali membungkus udara di kota Bandung, seperti biasa aku memulai Minggu pagi dengan melakukan kegiatan positif lari pagi di lapang Saparua, sudah satu bulan ini aku rutin melakukannya. Ini sungguh baik bagi kesehatan jiwa dan asmaraku, ah ya asmara, mungkin orang bilang aku sedang jatuh cinta. Seorang gadis penjual kue kacang berlapis coklat itu sudah dengan kurang ajar menggetarkan hatiku. Sejak satu bulan lalu gadis yang bahkan sampai sekarang tak pernah aku tahu namanya itu benar-benar sudah menggerakan hatiku untuk selalu lari pagi ke lapang Saparua dan selama itu pula aku sering membeli kue kacangnya, sayang aku tak pernah berani menyapanya lebih dari sekedar “Mbak..kuenya lima, ya.” Tapi hari ini aku memberanikan diri untuk menyapanya, ok